BAB I
Pendahuluan
Seiring dengan adanya krisis ekonomi beberapa tahun belakangan ini, menyebabkan timbulnya pengangguran dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Sedangkan tingkat kebutuhan hidup yang mendesak, hingga akkhirnya manusia mencari jalan keluar dari masalah ekonominya agar dapat memenuhi kebutuhan. Namun pada saat ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan, karena minimnya jumlah lapangan pekerjaan dan ketatnya tingkat persaingan untuk mendapatkan suatu pekerjaan.
Oleh sebab itulah saya menyusun makalah ini untuk membahas suatu usaha untuk menjadi wirausahawan yang handal dan dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan sendiri untukdirinya dan orang lain. Di dalam makalah ini saya akan membahas salah satu contoh usaha , yaitu usaha rumah makan. Menagapa saya menagambil tema usaha rumah makan dalam pembahasan makalah kali ini? Karena usaha rumah makan adalah salah satu usaha yang mudah, sederhana dan tidak memerlukan modal yang cukup besar seperti usaha lainnya. Usaha ini juga sangat bermanfaat dan bernilai positif yang akan saya bahas lebih dalam di makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan banyak inspirasi bagi para pembaca khususnya bagi para pelajar/mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha yang hebat, bahkan mampu menciptakan suattu lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat kelak. Dan semoga makalah ini bermanfaat dan mampu memberikan inspirasi, motivasi dan bekal bagi pembaca.
BAB II
Landasan Teori
Untuk membangun suatu usaha maka seorang wira usaha harus mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan usaha? Jenis usaha apa yang mampu saya jalankan? Hal apa saja yang perlu di perhatikan dalam menjalankan suatu usaha? Bagaimana cara mengembangkan jenis usaha yang kita jalankan?
Usaha adalah salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan guna memenuhi kebutuhan finansial yang dikembangkan oleh pemilik. Usaha terbagi menjadi tiga yaitu usah kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Walaupun tingkatnya berbeda namun dalam menjalankannya sama-sama dibutuhkantanggung jawab dan keberanian dalam menerima resiko. Serta cara pengembangannya pun relatif sama. Penjelasan lebih lanjut mengenai pertanyaan diatas akan dibahas secara mendetail dalam bab pembahasan.
BAB III
Metodologi Penelitian
Metode penyusunan yang di gunakan dalam makalah ini adalah metode observasi, kepustakan dan deskriptif. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah penulis dapat menggambarkan secara factual dan akurat mengenai fakta-fakta gejala yang sudah diselidiki.
Langkah - langkah penyusunannya sebagai berikut :
1. Menetukan topik yang akan dibahas.
2. Perumusan masalah.
3. Mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data, penulis mendapatkannya dengan cara browsing melalui internet.
4. Penyusunan makalah.
BAB IV
Pembahasan
1. Definisi wira usaha
Wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif, dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas, dan untuk mengembang jiwa seorang pengusaha.
* Kunci keberhasilan Wirausaha *
1. Kemauan yang keras
2. Perjuangan tak kenal lelah
3. Kesediaan menghadapi segala kemungkinan
4. Selalu berproses pikir positif
5. Telaten dan ulet dalam melakukan pekerjaan
6. Informasi dan konfirmasi harus selalu mendapatkan
7. Kreatif, ulet, telaten, sabar dan pantang menyerah
Perlu diingat bahwa kegiatan wira usaha akan menunjang ekonomi keluarga / pemerintah, baik industri dan perdagangan. memajukan ekonomi bangsa dan negara
1. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan untuk menawarkan produk dengan cara memperkenalkan produk atau merk perusahaan atau toko kepada konsumen. Banyak sekali cara-cara pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha dalam memasarkan produknya. Cara yang paling sederhana adalah mempromosikan produk dari mulut ke mulut. Biasanya konsumen mempercayai kata-kata temannya atau konsumen lainnya yang sudah pernah membeli ayam bakar kita. Tidak ada salahnya kita membuat brosur agar pelanggan lebih mengetahui secara mendetail mengenai usaha ayam bakar ini.
2. Harga
Harga adalah faktor utama yang sangat mempengaruhi tingkat harga penjualan disekitar. Sebaiknya pengusaha menyesuaikan harga sesuai harga yang sama dengan sekitar. pelanggan yang memiliki tingkat penghasilan tinggi atau berasal dari kalangan atas pasti mampu membayar dengan harga tinggi dan tentunya memilih kualitas dan kuantitas yang lebih memadai. Namun bagi mereka yang berpenghasilan rendah atau berasal dari kalangan menengah kebawah, mereka tidak akan mampu membayar dengan harga tinggi dan jika kita memberikan harga tinggi bagi mereka maka mereka akan kabur dan tidak akan membeli ayam bakar tersebut. Oleh karena itu kita harus mampu menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan membayar konsumen. Agar tidak merasa rugi jika kita memberikan harga rendah maka kita bisa mengurangi kuantitas dari produk kita.
3. Menu
Pelanggan biasanya merasa tertarik jika banyak pilihan yang ditawarkan oleh produsen. Mereka dapat memilih jenis pesanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Buatlah pelanggan merasa tergiur dengan pilihan menu yang ada sehingga akan membantu meningkatkan jumlah atau tingkat penjualan. Pelanggan pun tidak ragu untuk memesan pesanannya kepada penjual. Dan jangan lupa isilah menu dengan menyesuaikan antara tingkat harga dengan kuantitas dan kualitas barang. Dengan begitu konsumen akan merasa puas dan tidak kecewa.
4. Rasa
RASA adalah hal yang sangat penting dalam isi bakso tersebut. Pelanggan akan kabur dan merasa kecewa jika lidahnya merasa tidak cocok dengan rasa ayam bakar tersebut. Rasa ayam bakar harus sangat diperhatikan agar pelanggan tidak merasa kecewa. Buatlah pelanggan merasa puas dan ketagihan dengan ayyam bakar dari menu yang ditawarkan agar pelanggan kembali memesan dan mempercayai untuk menjadi pelanggan tetap.
seberapa pun kecilnya usaha ayam bakar yang dijalankan , usaha tersebut harus dijalani dengan serius. Artinya usaha tersebut harus ditempatkan sebagai usaha yang tidak main-main dan harus ditangani secara profesional.
Usaha ayam bakar datang dalam bisnis lama yang telah mendapatkan popularitas di seluruh indonesia. Hal ini dianggap sebagai salah satu usaha berskala besar yang dilengkapi oleh ide usaha yang kreatif. Ide-ide tersebut adalah :
• Kebutuhan dan keinginan pelanggan
• Produk yang dijual
• Wide layanan. Yaitu penyedia layanan yang baik dalam bidang jasa
• Presentasi dan faktor harga
#Kisah sukses rumah makan ayam bakar
PERNAH dengar Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo? atau Anda malah sudah pernah mencicipi menunya? Rumah makan ini terkenal dengan ayam bakarnya. Setiap jam makan tiba, rumah makan ini dipenuhi pengunjung. Jumlah gerai rumah makan ini pun tidak kalah dengan waralaba makanan cepat saji asing. Hingga kini ada 27 gerai Ayam Bakar Wong Solo yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan pencapaian hebat bagi usaha yang dirintis dengan modal hanya Rp 700 ribu.
Puspo Wardoyo, 47, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orang tuanya penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Siang sampai malam, pria penggemar warna merah ini membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti ayam goreng, ayam bakar, garang asem ayam, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di dekat kampus UNS Solo. Pekerjaan ini dilakoninya sampai tamat kuliah.
Lulus kuliah, Puspo meninggalkan bisnis unggas ini. Ia menjadi guru di daerah Muntilan. Awalnya ia merasa bangga dengan profesi ini. "Gajinya tetap. Saya bisa membeli apa-apa yang saya inginkan waktu itu. Plus, dihormati oleh murid-murid merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya," papar Puspo yang ditemui Bintang di salah satu gerainya di daerah Kalimalang, Jakarta. Namun lama-kelamaan hatinya merasa tidak sreg. Alasannya, ia merasa kurang berbakat menjadi guru. Puspo juga merasakan profesi guru tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Ia lantas berhenti dan kembali lagi ke kota asalnya. Ia kemudian membuka warung makan. Tentu saja dengan ayam sebagai menu andalannya.
Berprofesi sebagai penjaja makanan, pria beristri 4 bukan salah ketik, istri Puspo memang 4 orang, sering mendatangkan cibiran orang sekelilingnya. Tapi ia cuek dan terus menekuni usahanya. Suatu waktu, temannya yang berjualan bakso di Medan pulang ke Solo, sang sahabat menyarankan agar ia pindah berjualan ke Medan. Prospek bisnis rumah makan di kota itu sangat baik, kata sang teman. Ia tertarik dengan ajakan kawannya itu. Untuk mendapatkan modal, ia kembali menjadi guru, kali ini SMU di daerah Bagan Siapi-api, Riau. Warung makan miliknya ia tinggalkan. Puspo mempercayakan pengelolaan warungnya pada seorang kerabat. Selama 2 tahun mengajar, 1989-1991, terkumpul uang sekitar Rp 2.400.000. Dengan uang itu ia membeli motor dan sewa rumah kontrakan. Sisanya sekitar Rp 700.000 dipergunakan untuk modal jualan ayam bakar. Kenapa mesti ayam bakar lagi? "Tiga hari sebelum meninggal ayah berpesan agar saya berjualan ayam bakar. 'Insya Allah sukses'," kata pria berkacamata ini menirukan ucapan mendiang ayahnya. Puspo lantas membuka warung kaki lima di daerah Polonia, Medan. Sukses tidak datang begitu saja. "Kadang-kadang sehari cuma laku beberapa potong," ingatnya. Melihat pertanda tidak bagus, sang istri Rini Purwanti, yang kala itu bekerja sebagai dosen Politeknik USU, memintanya berhenti berjualan ayam bakar. "Mertua saya bahkan menyuruh saya bertobat berdagang dan menjadi guru kembali," tegasnya lagi. Tapi dengan kesabaran dan ketaqwaan Puspo, maju terus.
Usahanya tidak sia-sia. Pelan tapi pasti usahanya berkembang. Pegawainya pun bertambah. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. "Seratus potong ayam ludes per hari. Keesokan harinya meningkat menjadi 200 potong ayam per hari. Omset saya waktu itu mencapai 350 ribu per hari," sebut pria berbadan besar ini. Hari ke hari usahanya makin sukses. Ia pun kemudian mendirikan tempat yang lebih representatif dan mulai melebarkan sayapnya ke berbagai daerah.
Kemampuan meracik dan meramu masakan didapatnya sewaktu bekerja membantu ayahnya berdagang. "Saya memiliki naluri memasak sejak kecil dan tumbuh di lingkungan yang memiliki usaha rumah makan. Bermodalkan naluri itu saya merancang sendiri menu-menunya dan bukan belajar dari buku, juru masak, atau orang lain," papar bapak 10 anak ini. Bahasa kerennya, ia belajar masak secara otodidak. Kemampuannya ini terus diasahnya sampai sekarang. Hasilnya di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo sekarang telah ada 50 menu. Sebagian besar modifikasi dari masakan-masakan yang telah ia ciptakan sebelumnya. Sekarang ini menu yang dihidangkan bukan sekadar ayam. Ada ikan, sayur mayur, dan jus. Ada catatan khusus untuk jenis yang disebut terakhir ini. Nama yang diberikan Puspo untuk hasil karyanya ini unik. Ada jus Poligami dan Jus Dimadu. "Jus poligami berisi gabungan buah-buahan berserat yang dicampur menjadi satu. Sedangkan Jus Dimadu kombinasi buah Markisa dengan buah Torung -- buah khas Medan. Rasanya, semanis madu," sebut Puspo yang pernah dua kali menyabet penghargaan Enterprise 50 versi Accenture dari majalah Swa dan HIPMI ini. Ia punya alasan sendiri untuk menggunakan nama ini. "Saya sedang mengampanyekan poligami itu tidak seburuk anggapan orang," cetus penerima penghargaan Waralaba Unggulan Tahun 2003 dari Presiden Megawati ini.
Bagi Puspo bekerja tidak hanya sekadar mencari nafkah saja. Lebih dari itu, bekerja sarana beribadah dan beramal. Tidak heran jika nuansa Islami sangat mengental di rumah makan yang dikelolanya. Semua karyawatinya mengenakan jilbab. "Sebelum masuk dan sebelum pulang, karyawan mendapatkan kultum -- kuliah tujuh menit, mengenai Islam. Tujuannya agar akhlak mereka menjadi terus baik," terangnya. Puspo kini tengah mencoba menambah gerainya. Ia berniat masuk ke mal-mal dan supermarket. Tidak puas Puspo berniat mengglobalkan Ayam Bakar Wong Solo. "Kami sedang mengusahakan mendirikan gerai di Malaysia, Brunei, bahkan di Belanda," katanya. Tapi namanya masih tetap Wong Solo kan, bukan Wong Londo?
BAB V
Kesimpulan
usaha makanan datang dalam bisnis terbaru yang telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Hal ini dianggap sebagai salah satu usaha berskala besar yang dilengkapi oleh ide usaha yang kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompas.com
http://www.alfalah.or.id/publisher/80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar